Adira Finance

Adira Finance Catat Penurunan NPF ke 2,1% September 2025, Kualitas Pembiayaan Terjaga

Adira Finance Catat Penurunan NPF ke 2,1% September 2025, Kualitas Pembiayaan Terjaga
Adira Finance Catat Penurunan NPF ke 2,1% September 2025, Kualitas Pembiayaan Terjaga

JAKARTA - PT Adira Dinamika Muti Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance mencatat tingkat kredit bermasalah atau non-performing financing (NPF) sebesar 2,1% pada September 2025. Angka ini turun dibanding posisi Agustus 2025 yang berada di level 2,2%, menurun 1 basis poin (bps).

Chief Financial Officer Adira Finance, Sylvanus Gani, menilai penurunan tersebut mencerminkan komitmen perusahaan dalam menjaga kualitas portofolio pembiayaan. “Penurunan ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam menjaga kualitas portofolio pembiayaan secara berkelanjutan,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa, 28 Oktober 2025.

Gani menambahkan Adira Finance konsisten menerapkan prinsip manajemen risiko yang hati-hati. Setiap proses pembiayaan dilakukan dengan pertimbangan risk appetite perusahaan untuk menjaga NPF tetap rendah di bawah 5%.

Selain itu, perusahaan memastikan kegiatan collection berjalan efektif dan berkesinambungan. Langkah ini menjadi salah satu faktor kunci dalam menjaga kualitas portofolio pembiayaan secara berkelanjutan.

Segmen Kendaraan Roda Dua Masih Jadi Fokus Risiko

Menurut Gani, segmen pembiayaan yang sering bermasalah adalah kendaraan roda dua. Hal ini karena jumlah nasabah pada segmen ini relatif lebih besar dibanding segmen lain, sehingga kontribusi pembiayaan bermasalah juga lebih tinggi.

“Karena porsi nasabahnya yang lebih besar, maka secara jumlah, pembiayaan bermasalah juga lebih banyak berasal dari segmen tersebut,” tuturnya. Meskipun demikian, Gani menekankan kondisi masih terkendali dan perusahaan aktif mengelola risiko.

Adira Finance terus melakukan penguatan proses collection untuk meminimalkan risiko kredit macet. Pendekatan ini dilakukan secara sistematis agar NPF dapat tetap rendah meski porsi pembiayaan di segmen kendaraan roda dua tinggi.

Penyaluran pembiayaan dilakukan secara tersegmentasi sesuai risk appetite perusahaan. Dengan strategi ini, perusahaan mampu menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dan kualitas portofolio pembiayaan.

Strategi Astra Credit dan Kondisi Industri Pembiayaan

Sementara itu, PT Astra Sedaya Finance atau Astra Credit Companies (ACC) memiliki NPF di bawah 1% per Agustus 2025. EVP Corporate Communication ACC, Riadi Prasodjo, menyebut tantangan menjaga rasio kredit macet di bawah 5% dipengaruhi dinamika ekonomi saat ini.

ACC fokus menerapkan prinsip kehati-hatian dan memantau portofolio pembiayaan secara aktif. “Serta meningkatkan pengelolaan risiko yang prudent, sehingga dapat menjaga kualitas pembiayaan,” ujar Riadi.

Secara keseluruhan, industri pembiayaan masih menunjukkan profil risiko yang terjaga. Otoritas Jasa Keuangan mencatat NPF gross perusahaan pembiayaan sebesar 2,51% dan NPF net 0,85% pada Agustus 2025.

Gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat 2,17 kali, berada di bawah batas maksimum 10 kali. Hal ini menunjukkan struktur pembiayaan industri relatif sehat dan mampu menghadapi tekanan ekonomi.

Adira Finance dan ACC menjadi contoh perusahaan yang berhasil menjaga kualitas pembiayaan. Pendekatan manajemen risiko yang hati-hati menjadi faktor utama keberhasilan ini.

Kedua perusahaan secara aktif melakukan mitigasi risiko dan penguatan proses collection. Langkah ini memastikan NPF tetap rendah dan portofolio pembiayaan terjaga kualitasnya.

Dengan NPF yang terkendali, perusahaan pembiayaan dapat mempertahankan kepercayaan investor dan nasabah. Hal ini juga memberi ruang bagi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Adira Finance menekankan pentingnya strategi tersegmentasi dalam penyaluran pembiayaan. Fokus ini memungkinkan perusahaan mengelola risiko lebih efektif sesuai profil nasabah dan karakteristik produk.

ACC menekankan pengelolaan risiko secara prudent agar kualitas pembiayaan tetap terjaga. Strategi ini juga membantu perusahaan beradaptasi dengan dinamika ekonomi dan tren konsumsi nasabah.

Kedua perusahaan terus memantau NPF secara berkala. Upaya ini bertujuan menjaga stabilitas keuangan dan meminimalkan risiko kredit macet di masa depan.

Industri pembiayaan secara keseluruhan menunjukkan tren positif dalam pengelolaan risiko. NPF yang terkendali mencerminkan manajemen yang disiplin dan penerapan prinsip kehati-hatian dalam setiap aktivitas pembiayaan.

Pendekatan proaktif dalam mengelola risiko menjadi kunci keberhasilan perusahaan pembiayaan. Dengan demikian, pertumbuhan bisnis tidak mengorbankan kualitas portofolio dan kesehatan keuangan.

Dengan NPF di bawah 5%, Adira Finance dan ACC tetap memiliki ruang untuk ekspansi bisnis. Perusahaan dapat menyalurkan pembiayaan lebih luas tanpa mengganggu stabilitas portofolio.

Pengelolaan risiko yang prudent juga mendukung upaya kedua perusahaan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar pembiayaan. Hal ini penting untuk menghadapi persaingan dan dinamika ekonomi yang berubah.

Penurunan NPF Adira Finance dan keberhasilan ACC menunjukkan efektivitas strategi manajemen risiko industri. Keduanya menjadi indikator bahwa perusahaan pembiayaan dapat tetap sehat meski menghadapi tantangan ekonomi.

Strategi kedua perusahaan menjadi acuan penting bagi industri pembiayaan secara luas. Fokus pada kualitas portofolio, penguatan collection, dan manajemen risiko menjadi kunci menjaga NPF tetap terkendali.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index